Kerajinanan Produk Kacamata Kayu







Tren produk fashion seperti kacamata selalu berubah setiap waktu. Kacamata biasanya menggunakan bahan metal, plastik dengan berbagai merek banyak ditemui di pasaran.

Namun kacamata dengan bahan kayu, tanduk, batok kelapa dan bambu masih jarang ditemui di pasaran. Di Yogyakarta ada beberapa pengrajin yang membuat frame atau bingkai kacamata menggunakan bahan-bahan tersebut.

Salah satunya adalah Bendot Waluyo (45), warga Dusun Senggotan 11, Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Bantul. Dia membuat frame, nosepad, tangkai dari bahan kayu, tanduk, batok kelapa dan bambu.

Kacamata dengan bahan tersebut saat ini mulai digemari di pasaran. Tidak hanya masyarakat Indonesia saja namun juga luar negeri.

Bendot menceritakan usaha membuat kacamata dari tanduk dan kayu dirintis sejak tahun 2011. Pada awalnya ada orang dari Korea yang pesan kepadanya untuk dibuatkan kacamata dari kayu. Saat itu dia tidak berhasil membuat kacamata, tapi dia terus mencoba berhasil.

Mulai tahun 2012 sudah ada beberapa orang yang melirik karyanya. Mulai saat itu pesanan demi pesanan terus berdatangan. Puncaknya pada tahun 2015 dalam sebulan kacamata hasil karyanya laku 30-an unit.



"Keahlian saya ini didapat waktu di SMK bidang kerajinan kayu," katanya.

Setelah lulus SMK dia menlanjutkan kuliah Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta jurusan desain interior. Saat memulainya usaha membuat kacamata dari kayu banyak orang yang menertawakan. Saat itu, banyak orang yang tidak percaya jika frame kacamata bisa dibuat dari kayu.

"Tahun 2011 saya mulai, tapi masih ditertawakan. Awalnya hanya kayu, tahun 2014 mulai pakai tanduk, 2016 pakai batok," paparnya.

Kini Bendot juga bisa membuat kacamata dari bambu. Untuk bahan satu ini, tidak semua bambu bisa dipakai karena perlu bambu khusus, yakni bambu tebal seperti petung.

"Kalau bahan dari kayu hampir semua kayu bisa, yang penting berserat. Tapi kami sering menggunakan 12 jenis kayu," ungkapnya.










Dari 12 jenis kayu itu, yang paling banyak dipakai adalah kayu jati, johar, sonokeling, glugu, damar, mepel dan suren. Kacamata buatannya dihargai Rp 1,25 juta sampai Rp 1,5 juta. "Kami paling banyak pemasaran lewat online, pembelinya dari mana saja seluruh Indonesia," katanya.

Berkat keunikan desain kacamata hasil karyanya, pada tanggal 8-14 Februari 2017, dia diajak Ikatan Desain Produk Indonesia (IDPI) memamerkan karyanya di Frankfurt, Jerman. Saat pameran Ambiente Show itu banyak negara tertarik. Tercatat tiga negara mulai Italia, Perancis, Maroko yang tertarik dengan produknya.

"Satu bulan minta 1.000 buah, itu permintaan dari (seorang warga) Italia. Dia minta frame tanpa brand," katanya.

Namun tawaran itu ditolak, karena baru menyanggupi 100 frame per bulannya. "Kalau sekarang paling banyak terjual sekitar 15 kacamata. Dulu paling banyak di tahun 2015," pungkas Bendo


Anda Tertarik Memilikinya?? Cek disini







SHARE ON:

Sudah saatnya usaha kreatif, yang selama ini berjualan dengan cara pasif menunggu pembeli datang atau berjualan dengan door to door harus meningkatkan transaksinya dengan pemasaran yang lebih up to date, melalui sistem on line.

    Blogger Comment

0 comments:

Post a Comment